Saturday, April 25, 2020


Talking about rejection, it must be frustrating. Everybody dislikes rejection. Can you imagine? You really want to buy something, a cake for example. You have money, but the vendor just tells you no. You cannot have it, and she doesn’t give a damn.


Well, somehow rejections are not bad anyway. It is a part of everyone's life cycle. So after rejection, there must be acceptance, right? It just needs a bit of work on it. Or a lot.

***

From all these thoughts, it reminds me of a rock-legend girl group, Red Velvet, aside the fact that now I am binging to their songs.

Joy, Yeri, Irene, Seulgi and Wendy on SBS Gayo Daejeon 2019

These five members girl group once comes from major rejections, and now they are recognized from all over the world. Even each of them has their own story. Let's say, Irene and Seulgi. These two are perfect singers and dancers, beautiful, and also well-known among other trainees. Duo killer, let’s say. They were trained for quite long time: Irene 5 years and Seulgi 7 years! It is suprising how they could keep it up for that long since many trainees would have given up. There are news crowding internets about trainees that quit in the middle of the way.

These girls then debut together in one girlgroup, Red Velvet. And in the future, they two will make a sub-unit! Can’t wait for it.

Now let’s move to this lovely young lady, Joy. Her family, friends and neighborhood adore her beautiful voice. Then she signed up to SM Entertainment to be a singer. As she entered the company, she met another trainees which talents are much more better than her. She was so down at that moment, considering how each trainee competes hard to get to the debut stage. But some other trainees befriend with her and support each other. Then in mere two years, she debut to this legendary girl group along with her trainee squads. Joy also appeared in reality shows and drama that brings her name to fame. 

Then comes Wendy, the owner of an extraordinary voice. She’s a top smart student in her school in Canada as well, although she initially struggled in learning English. She wants to be a singer, so then she signed up to a top three agency, YG. But unfortunately she got rejected by the agency she longed for. Later, SM Entertainment, another top three, accepts her as a trainee. She was trained in just two years and gets to debut! In the future, she has so many solo and duets with top-tier singers like Yang Da Il and John Legend and sings for drama soundtracks, showcasing her angelic yet powerful voice.

These four awesome girls are Red Velvet! They will sing and dance in two different concepts. Red is in an upbeat and bubbly style and then Velvet is in soft, slow RnB. Such concept must be brought by professionals, and SM bears Red Velvet for it!

The girls then debut with their first Red song, Happiness!

Happiness MV, 2014

But this Happiness sadly turns downhill. This song was a total fail to “many” people. These girls were compared by their senior, SNSD/Girls Generation. Yes, it’s a déjà vu, considering SNSD had experienced the same thing as well. Their first performance was compared to the late successful girlgroup, Wonder Girls, and everyone booing their performance. This baby Red Velvet took the same path and internet citizens even told them to disband.

Geez, the world must know that SNSD is everyone’s loved girl group then! And so will Red Velvet.

And then they come back! These girls return with a Velvet concept, Be Natural. This is a legendary song sung by their senior, SES. Red Velvet featured a talented rapper of SM Rookies at that time, Lee Tae Yeong and then bring the song with a different color.

This group then add a new member to surprise. Kim Yerim. Yeri her stage name. She's the favorite trainee by the company because of her potential. She was trained since elementary school, and debut by the age of 15. People become skeptical because of her young age. And then the bashing comes again. Haters said that she was a total failure because she could not keep up with her fellow seniors. She ruined the choreography, she could not sing, unlike her four amazing unnies haters say. Sigh, those mean people. Wait until she comes in Ice Cream Cake song and slays the chart.

Yeri in the Ice Cream Cake brings a new color to the group. She is the Yes-Jam, funny, energetic, talented, and pretty. Her laughter and jokes brings light to the group. She is a rainbow in the rain. This Red Velvet becomes brighter by her appearance.

Then this group keeps rocketing.

Red concept comes again, Red Flavor! It tries to engage people from many nations by giving subtitles in its music videos in five languages: Japanese, Spanish, French, English and Korean. This song also says the background story of each members in a summery bright, artsy, and fruity fresh concept. This song becomes HUGE! It topped the national chart for several weeks, and sang by everyone in South Korea. Even another girlgroups and boygroups jammed to this hit!

Not only Red Flavor, many of their upcoming songs are total kills. Despite many ups and downs, Red Velvet keeps coming with their unpredictable concepts and always surprise everyone. They also don’t follow the trends because they set the trends!

This Red Velvet were not also known thoughout the South Korea, but also by fellow nation, North Korea and even other nations! Their so-called fandom, Reveluvs or Luvies, thoughout the world, always waits for their performance. Love loves them!


*Jakarta, 25 April 2020

Wednesday, August 9, 2017


Selamat pagi, pembaca sekalian!😄. Kali ini gue akan mereview membahas salah satu game yang menurut penulis kece abis. Seberapa kerenkah game ini? Sangat keren! Konsep game ini sebenernya sederhana banget, tapi sangat stress relieving. Musik latarnya bergenre elektronik nuansa futuristik, kurang lebih kayak musiknya Daft Punk - cool and refreshing. Jadi buat kalian yang lagi galau, kesel, atau lagi nyimpen amarah, silahkan salurkan emosi kalian lewat game ini.



Perhatian!
Ini bukan endorsement, spoiler atau semacamnya. Pembahasan ini murni keinginan penulis tanpa paksaan dari pihak lain. Penulis pun masih jauh dari kata sempurna, penulis hanya ingin membagikan pikirannya untuk para pembaca sekalian. Lots of love from the writer!💞


Well, pada pembahasan ini gue ga bakal ngejelasin panjang-panjang seperti apa gamenya karena gue bakal mengulas game ini dari sisi yang enggak biasa. Sip.

Konsepnya, pada game ini kita diwajibkan menghancurkan setiap penghalang yang ada di depan selagi kita "terbang" dari level satu ke level lain. Cara menghancurkannya cukup dengan tap layar smartphonemu, nanti bakal muncul bola silver yang bakal memecahkan penghalang tersebut berkeping-keping.

Tapi jumlah bola silver terbatas. Kita bisa dapetin point untuk bola tersebut dari menghancurkan kristal biru yang tersedia di tiap level.


Nah kerennya, bola silver ini punya satu keistimewaan. Jika kita berhasil menghancurkan 10 bola silver dalam sekali jalan, tanpa ketabrak penghalang, bola tadi bakal keluar dua buah sekaligus, begitu juga seterusnya.

Jumlah maksimal yang bisa keluar sekaligus adalah 5 buah. Keren kan? Kalo bola silvernya udah sampe kembar 5, dijamin semua penghalang bakal gampang banget buat dihancurin. Yap, tapi jangan sampe kelewatan menghancurkan satupun kristalnya ya, kalo tidak bola silvernya bakal single lagi. Terpaksa harus mengulang proses dari awal deh!



Smash Hit ini punya 11 level, kalo berhasil ngelewatin kesebelas nya, kalian akan memasuki stage infinite (Inspirit mana suaranya? ã…‹ã…‹ã…‹ *maafkan ke-alay-an penulis). Pada stage infinite, jumlah level yang dimainin ga bakal habis-habis, selesainya pas bola silver kalian udah bener-bener habis, tentu saja dengan variasi-variasi design level yang kece abis.

Sip, sekian pengantar singkat tentang game nya. Kuy, kita langsung cek apa aja sih manfaat yang bisa kita ambil dari game ini!

Pertama, setiap level memiliki tingkat kesulitan yang teratur, yaitu dari paling mudah hingga paling sulit. Sama kayak kehidupan yang kita jalani, semakin ke depannya semakin banyak tantangan yang harus dijalani.

Kedua, semakin tinggi levelnya, semakin sedikit jumlah kristalnya. Bahkan ada level yang ga menyediakan kristal sama sekali.

Ya, saat kita masih kecil, banyak support dari berbagai pihak yang mendorong kita untuk maju. Namun semakin kita beranjak dewasa, dukungan itu bakal berkurang dengan sendirinya, bahkan sampai enggak ada sama sekali. Tapi dari itu kita jadi kuat. Dukungan yang pernah kita dapatkan bakal menjadi bekal berharga buat kita melanjutkan kehidupan dan melewati semua rintangan.

Ketiga, point kali ini agak berseberangan sama point sebelumnya, tapi bukan berarti kontra. Dalam salah satu level Smash Hit, kita akan melaju dengan sangat cepat. Lalu saat memasuki stage berikutnya, laju kecepatannya bakal melambat perlahan. Dan pada stage yang "slow" ini, kristal yang tersedia sangat banyak. Musik latarnya pun sangat lembut, berbeda banget sama stage sebelumnya yang bikin lumayan panik.

Ibarat kehidupan, pasti ada masa kita panik, harus serba gerak cepat, kejar sini-situ, kalau enggak kita bakal kehilangan banyak hal. Yang seperti itu wajar dalam kehidupan, tapi percayalah setelah itu ada fase relaksasi yang bakal membayar lelah dari fase yang sebelumnya.

Keempat, pada permainan Smash Hit, beberapa penghalang terlihat mudah untuk dihancurkan. Tapi jangan salah, kalau kurang cermat menghancurkannya, kita bakal tertabrak atau ditabrak balik sama penghalang yang belum sepenuhnya hancur tadi. Sudah berkurang 10 point, multiball pun lenyap.

Ya, dalam kehidupan harus fokus kalau mau menyingkirkan penghalang. Kalau tidak serius, pengahalang itu bakal berubah jadi batu sandungan.

Kelima, sejalan dengan point sebelumnya, beberapa kristal tampaknya mudah untuk dihancurkan. Tapi kalau salah langkah, misalnya menembakkan bola silver terlalu cepat padahal kristalnya masih jauh, atau sembarang melemparkan bola silver karena kristalnya sudah dekat, ia bakal tak bergeming, padahal sudah kelewatan. Habis itu tinggal bengong deh, karena bola kembar istimewa alias multiball tadi bakal ter-restart lagi jadi single ball.

Dalam kehidupan, seseorang memang tidak boleh memandang enteng sebuah target hanya karena ia dekat dan tampak mudah untuk diraih. Nyatanya kalau tidak fokus, target itu malah gagal diraih.

Keenam, ini perpanjangan dari point sebelumnya. Pada beberapa stage akhir, kristal yang tersedia bakal berubah-ubah bentuk. Dari yang berbentuk bintang yang nilainya 10, lalu berubah jadi limas yang nilainya 5, kemudian berubah lagi jadi piramid yang nilainya 3.

Artinya, dalam kehidupan, rezeki yang ada itu bisa berubah-ubah. Kalau tidak berusaha cukup keras dan cepat, akan berpengaruh pada jumlah rezeki yang bakal didapat. Rezeki ini bukan hanya uang, tapi juga sektor non-materi seperti kebahagiaan, kesuksesan dan lain-lain.

Ketujuh, permainan ini punya point bonus, diantaranya infinite ball, slow-motion dan fire ball. Semuanya membantu mempermudah melewati stage yang punya bermacam-macam tantangan. Point-point ajaib ini muncul sesekali pada beberapa level, dan kemunculannya sesuai sama kesulitan stage. Penulis kasih tips, kalo bola silver udah bener-bener habis, manfaatkanlah point infinite ball. Meski cuma sebentar, point itu ngebantu banget sampai kita ketemu kristal baru. Kita bisa ngumpulin point-point itu sebanyak empat buah.

Nah, maknanya apa? Pada kehidupan, miracle does exists! Ya, keajaiban itu memang ada di tengah kehidupan yang lagi sulit. Tuhan punya cara yang unik untuk menyediakan keajaiban, dan biasanya selalu di luar dugaan.

Last but not least, semakin tinggi level yang dimainkan, maka makin tinggi juga gelar yang didapat. Gelar tertinggi adalah Legend, artinya mampu menaklukkan level 11 dengan skor 12 ribu lebih. Tapi seorang Legend pun belum tentu yang paling hebat. Karena saat memasuki level infinite, sangat tidak mudah. Padahal level infinite itu pengulangan dari kesebelas level sebelumnya dan beberapa level tambahan yang "istimewa". Rasanya sih bisa ya, secara udah banyak tantangan yang dilewati kan. Nah, ini namanya lengah sehingga meremehkan hal kecil. Mentang-mentang sudah mahir jadi merasa bisa menaklukkan tantangan yang udah pernah dihancurin.

Pelajaran yang bisa dipetik adalah, jangan pernah merasa puas dan hebat. Tantangan dalam kehidupan nyata yang sebenernya itu infinite, nggak ada habisnya. Yang diperlukan adalah tetap rendah hati, kalem, namun tetap cermat dan fokus dan terus belajar dari kesalahan.



Yak, sekian delapan pelajaran kehidupan yang kita bisa dapetin dari "Smash Hit". Ini yang bikin penulis demen banget sama game offline yang futuristik ini, mungkin ini yang terbaik kedua setelah Plants vs Zombies (maafkeun pengetahuan penulis yang minim tentang dunia per-game-an).

I strongly recommend this game for you. So, yang lagi galau skripsian, nyari kerjaan atau nyari jodoh silahkan merapat download game ini!


*bonus



Wednesday, August 31, 2016


Andai mereka tahu, tema yang tertulis pada diary tanggal ini sungguhlah berbeda dari tanggal-tanggal sebelumnya. Bukan tentang cinta-cintaan dan galau-galauan.
31 Agustus 2016. Penghujung Agustus ini ternyata menawarkan tema yang sebenarnya-tidak-baru-juga dalam hidupku. Karena dirimu.
Sungguh ku tak menyangka, wajah dan tingkahmu yang begitu polos dan ceria mampu mengkhianati mataku yang begitu baik melihatmu.
Andai engkau tidak mengkhianatiku, aku sudah seharusnya bisa menghilangkan paradigma buruk pada benda berbentuk kotak berwarna oranye (dan warna-warna lainnya juga) beroda hitam yang bisa berjalan yang ditempeli aneka stiker unik yang acapkali memutar musik yang memekakkan telinga itu.
Siang tadi, engkau dan teman-temanmu memakai baju batik putih berpola biru gelap melingkar yang indah serta celana panjang biru tua yang rapi. Tipikal pelajar Indonesia yang baik. Oh, please.
Andai engkau tidak memakai seragam batik yang memikat itu, aku bisa lebih mengetahui maksud dan tujuan engkau dan teman-temanmu memilih duduk melingkariku. Padahal banyak bangku lain yang masih kosong. Sungguh, sedari awal kita bertemu perasaanku memang tidak enak juga.
Andai engkau melihatku beberapa hari ke depan, memakai baju safari kuning tua yang bersahaja itu, yang setiap hari dipakai oleh manusia-manusia mulia yang mengajarimu huruf dan angka, engkau bisa jadi telah khilaf mengkhianati jenis manusia yang dikatakan pahlawan yang tidak memiliki tanda jasa itu.
Ah, ya sudahlah. I’m okay. 나는 괜찬하.
Andaikan engkau dan kawan-kawanmu tidak mengkhianatiku, aku dan kawanku tidak harus memutari seperempat ibukota berulang kali, mencari-cari yang engkau ambil. Namun tak mengapa, kawan-kawanku adalah orang yang baik. Hari itu aku bersyukur melihat betapa mereka menghiburku sedemikian rupa akibat pengkhianatan yang kalian lakukan. Semoga engkau diberikan yang lebih baik lagi daripada itu, ucap salah seorang kawanku.
Andaikan engkau dan kawan-kawanmu tidak berkhianat. Perlu diketahui, yang telah kalian rampas itu adalah dari keringat, oleh keringat, dan untuk keringat.

*Padang, 1 September 2016. Pukul 3.01.


Monday, April 25, 2016




Kurang lebih dua hari ini, dua ekor anak kucing muncul di indekos saya. Kedua anak kucing itu saya sebut si Oranye dan si Belang. Si Oranye bertubuh agak kurus. Ia memiliki mata berwarna hijau, bulu berwarna oranye keemasan dengan garis-garis kecoklatan. Si Belang memiliki kombinasi warna putih dan hitam pada bulunya. Matanya berwarna hijau pudar. Mereka menampakkan diri tiap mendengar percikan minyak goreng yang dipanaskan di dapur.
Kucing yang pertama kali muncul adalah si Oranye. Saya menemukannya saat ia sedang berjemur damai di bawah bayangan sebuah sepeda motor. Karena saya adalah penggemar kucing, saya mengambil foto si Oranye beberapa kali. Awalnya dia agak terganggu dan marah. Namun lama-lama ia terbiasa saja dengan tingkah konyol saya yang bolak-balik mengitarinya. Foto terbaik si Oranye pun saya pajang pada beberapa akun media sosial.
Esoknya, seekor kucing lain muncul. Si Belang. Awalnya ia mengawasi pelan-pelan dari balik pintu dapur. Namun melihat si Oranye yang lincah saja bermain di dekat saya, perlahan ia mendekat dan ikut memandori.
Saya merasa Si Oranye lengkap dengan si Belang datang karena mendengar suara minyak goreng mendidih yang sangat ribut, yang agak lebih keras dari biasanya. Waktu itu saya membuat tahu isi goreng. Tepung yang dicairkan tersebut itulah yang menyebabkan kerasnya suara minyak yang mendidih.
Inilah kali kedua si Oranye memandori saya di dapur. Saya mengambil sepotong kecil tahu dan melemparkannya kepada si Oranye dan juga saudaranya, si Belang. Sayang, si Belang tampaknya tak menyukai tahu. Ia hanya mengendus potongan tahu itu sebentar lalu pergi mengendus yang lain. Sepertinya melihat si Belang yang tak bernafsu, si Oranye juga bertingkah ogah-ogahan. Padahal kemarin ia memakan potongan tahu yang kuberikan. Mungkin dia bosan.
***
Ah, ternyata mereka tidak bosan kok. Dan hari ini juga hari keberuntungan mereka. Kenapa? Karena menu hari ini adalah ikan goreng balado. Mereka telah hadir di dapur bahkan sebelum minyak yang mendidih berbunyi. Ya, mereka berlarian kegirangan saat mencium aroma ikan yang sedang dibersihkan. Mereka mengeong bersahut-sahutan, tak berhenti.
Si Oranye dan si Belang tampak sangat tidak sabar untuk mencicipi ikan tersebut. Mereka tak tenang, mereka bolak-balik berlari di dapur dan berputar-putar di kaki saya. Malahan si Oranye  melompat ke dekat kompor dan ikut mengawasi saya mengupas bawang untuk sambalado.
Si Oranye memang agak menganggu. Makanan yang sudah hampir jadi saya letakkan paling atas agar tidak ia sambar. Ia bahkan juga mengendus cabai, sampah kulit bawang, apapun yang terletak di atas meja. Sudah beberapa kali saya memindahkannya ke bawah, tapi ia pasti naik lagi. Akhirnya saya biarkan saja si Oranye itu. Repot juga kalau tiap kali memindahkannya harus mencuci tangan, mengingat ia pasti sudah bermain dimana saja.
Kucing kecil ternyata tak ubahnya seperti manusia kecil, serba penasaran. Sedari tadi ia sudah tergila-gila dengan aroma ikan yang sedang diungkep di dalam kuali. Saya masih mengawasinya dengan sudut mata. Ia pelan-pelan mengendap-endap mendekati kuali, mungkin ingin langsung mencomot ikan yang tengah direbus itu, dan hap! ‘Tangan’ kecilnya pun menjangkau dan menyentuh tepian kuali.
***
Saya hanya bisa melongo, antara kasihan dan menahan tawa. Si Oranye kontan menarik ‘tangannya’ dan melompat saking terkejutnya. Ternyata tepian kuali itu panas, ya.
Akhirnya saya tak bisa menahan tawa. Si Oranye jadi tak bersemangat lagi berada di dekat kompor. Ia pun turun ke bawah dan kemudian bermain bersama si Belang yang lebih kalem itu.
***
Dan saat-saat yang dinanti si Oranye dan si Belang tiba. Saya mencampurkan ikan yang sudah direbus dengan nasi putih. Porsi untuk mereka masing-masing pun saya lebihkan bahkan dari porsi kucing dewasa.
Dan saya tidak salah untuk porsi tersebut. Ternyata mereka makan sangat lahap sampai tidak bersisa. Bahkan mereka masih menjilati lantai semen sisa nasi tersebut.
Ya, mereka memang sangat lapar. Mereka bahkan tidak sabar menunggui saya mengaduk nasi dan ikan rebus yang masih panas itu. Jadi selagi menunggu nasi dan ikan dingin untuk bisa diaduk, saya menjatuhkan beberapa potong tulang yang lunak sebagai appetizer. Setelah makanan pembuka tersebut habis, saya meletakkan nasi tersebut dua tempat, dengan porsi si Oranye lebih banyak karena ia lebih kurus. Sembari makan, mereka mendengkur senang.
***
Usai makan, si Oranye dan si Belang yang sedari tadi heboh telah tenang. Mereka berbaring malas di bawah pot tanaman sambil bercanda.

***
Melihat mereka berbaring dan kekenyangan itu membuat saya bahagia. Kucing merupakan hewan jinak maka ia dijadikan sebagai hewan peliharaan. Kucing juga kerap menunjukkan tingkah-tingkah yang menggemaskan yang membuat ia menjadi hewan yang disayangi.  Pada beberapa artikel mengenai kucing, dengkuran kucing yang befrekuensi 20-140 Hzmerupakan sebuah terapi tidur yang baik. Manusia yang mendengar dengkuran kecilnya itu akan merasa nyaman sehingga tidur mendengar dengkuran kucing membuat tidur menjadi lebih cepat dan lebih nyenyak.
Namun saya heran karena hewan lucu ini juga kerap kali ditemukan terlantar di jalanan. Banyak juga yang tega menyiksanya dengan menyiram, menendang dan memukul hingga beberapa kucing jalanan terlantar menjadi cacat, kulitnya terkelupas, bagian tubuhnya rusak. Banyak juga kucing terlantar yang kehilangan kakinya, matanya bahkan nyawanya.         
Padahal manusia telah dididik dalam pelajaran moral baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah untuk menyayangi sesama, termasuk makhluk hidup lainnya seperti tanaman dan hewan. Dalam agama yang saya anut, juga disebutkan perihal menyayangi sesama makhluk hidup.
Dalam Al-Qur’an shurah At-Thaahaa (20) ayat 49-55 terdapat sebuah kisah dimana Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS menghadap Raja Fir’aun yang menanyakan Tuhan mereka.
49. Berkata Fir'aun: "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?[924].
50. Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk[925].
51. Berkata Fir'aun: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?"
52. Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab[926], Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa;
53. Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
54. Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
55. Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain,

Maka manusia sebaiknya tidak mengabaikan akal yang dimilikinya serta emosi yang salah satunya berupa rasa kasih sayang. Yang mana akal dan emosi hanya dianugerahkan kepada manusia sebagai pemuncak kingdom Animalia, kingdom tertinggi dengan kelas yang memiliki struktur biologis paling kompleks.


Padang, 26 April 2016 pukul 24.50




Wednesday, April 13, 2016

Taken from http://3.bp.blogspot.com/

Tulisan ini berawal dari rasa bersalah pada sekelompok semut merah yang tanpa sengaja telah mengajarkan saya arti kehidupan.
***
Sungguh, saya benar-benar terkejut dan kesal saat mendapati sekumpulan semut merah telah menjalari nasi di dalam panci rice cooker. Padahal saya sedang letih dan ingin langsung makan siang.
Siang itu saya baru saja pulang dari suatu tempat sambil menenteng es sari tebu dan beberapa camilan. Es tebu memang sangat cocok untuk melepas dahaga sekaligus mengisi kembali tenaga yang terkuras. Udara sedang agak panas memang.
Sayang, saya tak begitu memperhatikan ketika hendak menyendok nasi karena sang sendok terletak dalam keadaan tertungkup. Akibatnya, saya tak bisa melihat sekawanan semut yang bersembunyi di baliknya. Ternyata saya lupa membuang gelas plastik bekas es tebu yang dibeli tadi. Saya tanpa sengaja meletakkan gelas plastik di samping sendok nasi. Alhasil kedua benda tersebut pun telah dijalari oleh semut-semut merah yang kondang akan gigitannya yang ganas.


Kini saya kebingungan bagaimana cara mengeluarkan mereka dari dalam panci. Saya ingin makan. Panci itu sudah diguncang-guncang sedemikian rupa, namun semut-semut itu tak bergeming. Mereka tampak kebingungan karena tiba-tiba mendarat di atas nasi putih itu.
Akhirnya saya memakai metode pengusiran paksa. Saya letakkan panci itu di atas rice cooker dengan tutup terbuka agar mereka bisa keluar karena hawa panas yang tercipta. Namun saya salah perhitungan. Tepian panci memanas drastis. Semut-semut itu tak berani keluar. Akhirnya saya mengeluarkan panci tersebut dari dalam rice cooker. Lalu saya letakkan sendok tadi ke dalam panci dengan keadaan tegak dan bersandar pada tepiannya. Fungsi sendok nasi tersebut adalah sebagai ‘jembatan keluar’.
Seekor semut langsung tanggap dengan sendok yang saya berikan. Ia langsung meniti jembatan buatan tersebut dan berlari keluar. Namun semut itu berhenti di tengah jalan dan tiba-tiba berbelok arah. Ia mengitari teman-temannya yang masih berada di bawah, seakan memberi sinyal: Kawan-kawan, ini ada jalan keluar!

Perlahan semut-semut yang di bawah mengikuti semut pertama tadi. Setelah rombongan semut pertama telah mencapai ujung jembatan, saya pindahkan mereka langsung ke atas lantai. Mereka pun berlari cepat seolah merayakan kebebasannya. Begitu juga dengan pembebasan rombongan kedua dan ketiga. Lalu pada rombongan terakhir, yaitu rombongan keempat, semut-semut tersebut sudah habis keluar.


Akhirnya saya melanjutkan makan siang yang tertunda tadi dengan tenang.

*Padang, 11 April 2016, Pukul 22.30

Bonus:
 Saat-saat para semut merah meniti jembatan untuk mencari jalan keluar.




Sunday, April 3, 2016


Anime yang satu ini tidak pernah lepas dari saya sejak kecil, sejak SD dulu. Kenapa? Karena saya telah jatuh hati dengan serial ini sejak pertama kali menatapnya di layar televisi. I don’t know why, its complicated plot really captivated me.
Saya telah lama berhenti menonton serial ini. Seingat saya, waktu itu pada masa-masa SD, anime ini menghilang dari salah satu stasiun TV swasta dan digantikan oleh acara pertandingan tinju. Cukup sedih memang, karena ceritanya terputus di tengah jalan dan saya penasaran seperti apa kelanjutan ceritanya.
Untuk mengobati kerinduan saya dengan serial ini, saya mengoleksi soundtrack nya sewaktu SMP dan mendengarkannya berulang-ulang. Terkadang dengan teman-teman sesama pecinta anime, kami bernostalgia membahas cerita bertemakan perang yang fenomenal itu. Menurut survei online oleh TV Asahi pada 2006, Inu Yasha menempati peringkat 20 dari 100 serial anime terbaik di Jepang.
Inu Yasha, atau lebih dikenal dengan siluman anjing setengah manusia. Saya bertemu lagi dengan serial ini pada tahun keempat di bangku perkuliahan. Saya mengoleksi serialnya hanya sampai episode 105. Itupun beberapa episode zonk. Sebenarnya saya mencari-carinya sampai episode terakhir, sayangnya karena kesibukan harian, saya tidak mendapatkannya.               
Karena tidak sabaran mengetahui endingnya, saya memutuskan untuk mencari spoiler episode terakhir serial ini alias The Final Act dari berbagai sumber. Dan, voila! Malam ini saya membaca sebuah artikel yang membahas karakter-karakter dari anime Inu Yasha. Akhirnya ending serial yang telah membuat kepala saya penuh karena penasaran terkuak.
Persis dengan harapan saya, anime Inu Yasha berakhir dengan indah. Tapi fakta di belakang akhir yang bahagia ini memang mengejutkan.
Dalam artikel yang saya baca itu, disebutkan dalam opening theme The Final Act, sang karakter utama, Inu Yasha dan Kagome telah terikat oleh benang merah, benang takdir. Kagome sendiri merupakan reinkarnasi dari cinta pertama Inu Yasha lima puluh tahun lalu, Kikyo.
Kikyo dan Inu Yasha yang saling mencintai terpisah oleh maut selama lima puluh tahun. Kemudian Kagome sebagai reinkarnasi Kikyo muncul. Akhirnya mereka ‘kembali’ ditakdirkan bersama. Jadi Inu Yasha telah benar-benar bertemu dengan cinta sejatinya.
Kenapa bisa?
Saat Kikyo menemui ajalnya, ia membakar bola kristal ajaib Shikon no Tama bersama jasadnya. Shikon no Tama sejak pertama kali terbentuk telah menjadi rebutan para siluman dan manusia yang memiliki niat jahat. Kikyo dan Shikon no Tama pun menghilang dari muka bumi saat itu.

Namun perasaannya terhadap Inu Yasha masih hidup. Shikon no Tama yang merupakan bola ajaib mendengar perasaan Kikyo.  Oleh kekuatan sakral Shikon no Tama, perasaan Kikyo yang masih hidup menjadi sebuah jiwa yang terlahir lima puluh tahun kemudian. Jiwa itu hidup pada seorang gadis yang menyerupai dirinya, Kagome.
Kagome sendiri terlahir dengan cahaya yang berkilauan. Cahaya itu berasal dari bola kristal Shikon no Tama yang telah berada di dalam tubuh Kagome semenjak ia lahir.
Shikon no Tama pada tubuh Kagome awalnya berada pada mode tidur. Namun saat ia mendekati Sumur Pemakan Tulang di kuil tempat ia tinggal, Shikon no Tama menjadi aktif kembali dan menghidupkan siluman yang pernah mati di dalamnya. Siluman tersebut kemudian mengambil paksa Shikon no Tama dari tubuh Kagome. Akibatnya, Kagome terseret ke dalam Sumur Pemakan Tulang yang menghubungkan dua zaman, zaman modern dan zaman perang. Kemudian Kagome pun terdampar ke zaman perang.
Kemudian, Inu Yasha yang tengah tertidur ‘abadi’ selama lima puluh tahun di zaman perang terbangun akibat mencium baru darah Kagome yang terluka. Bau darah dari reinkarnasi cinta pertamanya.
Begitulah awalnya mereka bertemu. Tidak hanya sampai disitu, mereka juga tertakdir untuk berjuang bersama. Berjuang untuk melenyapkan bola kristal ajaib Shikon no Tama yang diperebutkan para siluman dan manusia yang berniat jahat. Selama perjuangan itulah mereka jatuh cinta.
Dan saat Shikon no Tama akan dilenyapkan, saat itulah Inu Yasha dan Kagome memutuskan untuk bersatu.                 
Akhir yang indah bukan?
Disini, saya sangat menyukai karakter Kagome. Karakternya digambarkan sebagai seorang wanita berwajah cantik dengan tubuh yang indah dan kulit yang mulus.
Seharusnya dengan paras seperti itu ia bisa hidup dengan bahagia tanpa bersusah payah berjuang di jaman Perang yang notabene bukan zamannya. Pada zamannya, zaman modern, ia bisa saja hidup dengan Hojou-kun. Hojou-kun merupakan pria idaman di SMP nya. Hojou-kun juga terang-terangan menyukai Kagome.
Tak seperti remaja-remaja yang lainnya, Kagome sangat yakin dengan keputusannya. Ia tidak takut melawan arus, hidup berbeda dari orang-orang normal. Meski sempat dipermalukan oleh teman-temannya karena tidak pernah berkencan, ia tetap pada pendiriannya.
Ia tetap memilih untuk sendiri dan berjuang bersama sahabat-sahabat di zaman perang yang berada pada dua ratus tahun yang lalu. Hidup di zaman tersebut tidaklah mudah. Ia telah bertaruh dengan maut hingga  puluhan kali. Karena ia adalah wanita yang kuat, ia mampu bertahan.
Akhirnya ia bertemu dengan cinta sejatinya dan hidup di tempat yang membuatnya bahagia.



*Padang, 3 April 2016. Pukul 23.11


Saturday, March 19, 2016

Mentari di kota Padang nyaris menggantung di puncak langit kala itu. Saya baru saja menaiki sebuah angkot putih jurusan Tabing dari depan Basko Grand Mall. Belum lama, hanya sekitar lima menit. Saya sedang asyik menikmati langit kota yang bersinar manis kala itu. Warna biru langit masih bercampur dengan awan gelap yang dihiasi sinar merah muda bercampur oranye bekas fajar tadi.
Suasana langit pagi sebelum berangkat.
Sumber foto: Dokumen pribadi penulis.


***
Tak lama kemudian angkot berhenti di sekitar Pasar Ulak Karang. Agaknya sang supir menunggu orang yang berjalannya lama sekali. Awalnya saya acuh karena sibuk memperhatikan beberapa toko yang tengah bersiap-siap untuk buka. Namun saya tak sabar juga karena mulai kepanasan. Orang yang dinanti-nanti pun belum naik juga. Lalu saya menengok ke jendela. Dari arah Pantai Purus, tampak tiga orang pria berbadan tegap dan berwajah bersih berjalan santai menuju angkot. Mereka masing-masing memanggul sebuah tas ransel besar, mirip tas yang bertengger di punggung para backpackers. Isinya penuh namun tampak ringan. Dan akhirnya mereka masuk ke dalam angkot.
***

Ketiga orang itu tampak repot sekali mencari tempat duduk. Lalu bergeserlah seorang pria paruh baya bertubuh gempal dengan kaus abu-abu ke tempat duduk paling pojok. Sekilas penampilannya mirip dengan ketiga pria backpackers itu.  
Pria backpacker pertama dan kedua duduk bersebelahan dengan pria berkaus abu-abu. Sedangkan pria backpacker ketiga duduk berseberangan, menghadap pria backpacker kedua. Setelah angkot berjalan, pria berkaus abu-abu seketika mengamati setiap orang diatas angkot. Selain saya, ada mama saya, seorang mahasiswi dan seorang pria umur 25-an.
Tiba-tiba pria berkaus abu-abu menyeringai, matanya mendelik ke arah saya. Seketika saya teringat sebuah kejadian, kira-kira tiga setengah tahun lalu. 

Saya hendak pergi kuliah. Dengan posisi duduk yang sama, tiga orang pria paruh baya bertubuh kurus dengan gerak-gerik aneh mengepung saya yang tengah duduk sendiri di atas angkot. 
Sumber ilustrasi: Dokumen pribadi penulis.
Salah seorang pria tersenyum 'ramah' dan tiba-tiba mengetuk punggung tangan saya. Pandanganku seketika sedikit mengabur, dan saya mengantuk. Namun perasaan terasa sungguh tidak enak dan hati kecil saya bergetar. Saya langsung menyetop angkot dan tanpa jeda menyambar angkot lain. Angkot sebelumnya itu berhenti. Ketiga orang itu tampak sedikit kaget dan tampak hendak turun dari angkot. Untung angkot baru yang saya naiki telah penuh. Ia melaju kencang membawa saya yang gemetaran, terdiam seribu bahasa.
***

Kembali saya melihat ketiga backpackers berbadan tegap itu. Tanpa membuang waktu lagi saya menyetop angkot. Mama langsung terkejut dan tak berhenti bertanya sampai saya membayar ongkos. Ketiga backpackers itu juga tak kalah terkejut. Ketika melewati pintu keluar, salah seorang backpacker mulai mendesakkan ranselnya ke tas jinjingku.
Kami turun di Ulak Karang. Seharusnya kami berhenti di Jalan Ahmad Yani untuk menyambung angkot lain. Tapi saya diam saja. Sang supir tampak kesal. Ia kalap, dan memasang tarif mahal. Sama seperti tarif dari Air Tawar ke Pasaraya. Sungguh tega. Entahlah apa yang ada di pikirannya.
Akhirnya kami bebas.
Seketika kedua tanganku gemetaran. Badan pun perlahan mendingin. Akhirnya saya menjelaskan kepada mama alasan kenapa kami turun ‘lebih cepat’.
Wajahnya yang kebingungan langsung berubah ketakutan. Mungkin sama persis seperti ekspresi ketakutan saya waktu itu. Sayang sekali, mama tidak begitu ngeh dengan keganjilan di atas angkot tadi.
***

Saya memang tak bisa langsung menuding para backpackers tadi dan kawan-kawannya hendak berbuat jahat. Namun ketika itu jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasa. Bibir terasa kering dan seluruh tubuh gemetaran. Hal itulah yang saya rasakan ketika dipojokkan orang asing di atas angkot semester satu lalu. Sang intuisi mengatakan hal yang sama pada dua kejadian yang berbeda tersebut. Pergi. Sejauh-jauhnya.


*Padang, 19 Maret 2016. Pukul 23.18.


Blogger Tricks

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Text Widget

About me

About Me

My photo
Padang, Air Tawar Barat, Indonesia
Powered By Blogger

Subscribe

Search This Blog

Pinterest