Thursday, September 24, 2015



Suatu ketika, di sebuah negeri antah berantah yang kaya raya, dimana nyaris setiap penduduknya sungguh makmur hingga perut mereka besar-besar dan buncit, hiduplah seorang gadis sederhana dan keluarga kecilnya yang sangat jauh dari kesan yang disimbolkan negeri tersebut.
Setiap orang disana memiliki kediaman yang nyaman, besar dan dihiasi tanaman-tanaman hijau yang menarik. Beberapa memelihara hewan ternak serta hewan peliharaan yang lucu-lucu sebagai teman bermain. Saking makmurnya penduduk itu, mereka memiliki semua kebutuhan hidup mereka dalam rumah masing-masing. Jika ingin sayur-mayur, mereka memiliki lahan hijau luas yang bisa ditanami aneka tetumbuhan yang mereka sukai. Jika ingin daging-dagingan mereka tinggal memotong hewan-hewan ternak. Bahkan beberapa hewan ternak itu juga menghasilkan telur dan susu yang bergizi, tidak hanya daging yang lezat tersebut.
Sang gadis dan keluarga kecilnya itu bukan berarti tak pernah memiliki itu semua. Nyaris beberapa tahun lalu ia punya itu semua. Namun semuanya telah menguap. Rumah, ladang dan hewan-hewan itu punya masa berlaku katanya. Hanya saja miliknya tandas lebih cepat dibanding yang lainnya.
Negeri yang ditinggali sang gadis memiliki banyak jenis perayaan. Tepat hari itu adalah sebuah perayaan besar dimana setiap orang menikmati daging ternak dalam jumlah besar. Pesta daging.
Sang gadis dan keluarga kecilnya terkadang tidak merayakan Pesta Daging tersebut. Tampaknya hari itu juga. Biasanya beberapa orang yang baik hati memberikan mereka beberapa bungkus daging. Sayangnya hari itu orang-orang tersebut tidak tampak. Tapi ia tetap memutuskan untuk ikut merayakan hari itu juga bersama keluarga kecilnya.
Sang gadis melongo ke bungkusan kain tempat ia menyimpan koin-koin emas. Kain itu tidak begitu berat, berarti koinnya itu tak cukup untuk membeli daging. Artinya ia tak bisa ikut merayakan Pesta Daging. Ia memutar otaknya dan tetap berjalan tanpa gentar ke toko.
Sesampainya di toko, sang gadis tersenyum simpul. Ia dan keluarga kecilnya ternyata masih bisa merayakan hari “Pesta Daging”. Ia membeli bahan-bahan dengan cepat dan berlari riang ke kediamannya yang bahkan bukan miliknya sendiri. Ia menyewa kediaman tersebut.
Ya, hari itu sang gadis dan keluarga kecilnya akan Pesta Tepung. Sang gadis membeli adonan tepung biasa serta yang telah dibentuk berulir-ulir dan keriting. Pertama ia mengolah adonan tepung berulir-ulir tersebut. Ia menambahkan beberapa tumbuhan yang berasal dari ladang, membuat masakan tersebut menjadi gurih dan pedas. Kemudian adonan tepung yang kedua, ia juga mencampur dengan tumbuhan-tumbuhan ladang, kali ini lebih banyak jenisnya. Adonan tersebut kemudian ia bentuk tipis namun luas, kurang lebih sebesar telapak tangan. Lalu ia mencelupkan adonan tersebut ke dalam lemak tumbuhan yang telah dipanasi terlebih dahulu. Masakan tersebut juga gurih serta merekah. Juga lezat.
Sang gadis tersenyum lagi. Hari itu mereka juga berpesta dengan riang. Ia dan keluarga kecilnya menikmati kedua masakan tersebut hingga kekenyangan dan akhirnya tertidur pulas.
(*)

Blogger Tricks

BTemplates.com

Powered by Blogger.

Text Widget

About me

About Me

My photo
Padang, Air Tawar Barat, Indonesia
Powered By Blogger

Subscribe

Search This Blog

Pinterest